Narkoba banyak jenisnya, ekstasi adalah salah satu yang banyak digunakan. Mengenai efek buruknya bagi pengguna, tentu banyak orang sudah tahu. Efek ekstasi untuk kesehatan benar-benar membahayakan dan merugikan. Kendati demikian, lumayan banyak mereka yang penasaran untuk mencobanya demi sensasi tertentu.
Mengenal Ekstasi
Ekstasi memiliki nama ilmiah Methylenedioxymethamphetamin (MDMA) adalah diantara jenis narkotika dimana konsumsinya dilarang di Indonesia. Lazimnya jenis narkoba ini berwujud tablet berwarna dihiasi cetakan kartun. Namun ada pula ekstasi yang berbentuk kapsul. Dampak dari penggunaan ekstasi yang dapat segera dirasakan yaitu suasana hati yang merasa begitu gembira dan penuh energi. Karenanya ekstasi ini gampang sekali mengakibatkan kecanduan bagi penggunanya. Namun, efek tadi ternyata cuma semu belaka. Saat sensasi kegembiraan selesai maka ekstasi pun akan mengakibatkan beragam akibat buruk yang membahayakan kesehatan tubuh.
Dampak Ekstasi untuk Tubuh
Dari pertama kali menggunakan sampai merasakan kecanduan, ekstasi bisa mengakibatkan efek samping untuk kesehatan baik ke tubuh maupun psikologis. Efek itu bisa dalam jangka pendek dan juga untuk jangka panjang. Efek ekstasi jangka pendek umumnya dapat dirasakan 20 menit usai narkotika ini dikonsumsi. Efek seketika itu umpamanya mengalami halusinasi, kecemasan, dan bingung. Pemakai ekstasi pun akan mengalami akibat di tubuhnya, diantaranya pandangan kabur, perut mual, sakit kepala, menggigil, denyut jantung naik, dan kaku di persendian dan otot.
Lalu beberapa jam usai menggunakan ekstasi, pecandu akan makin susah fokus dan susah mengamati gerakan. Sehingga, mereka yang tengah mengalami pengaruh ekstasi akan berisiko lebih tinggi mengalami kecelakaan ketika mengemudi. Apabila takaran yang dikonsumsi banyak atau istilahnya overdosis, ekstasi bisa mengakibatkan : tekanan darah tinggi, kesadaran hilang, panik, kejang, dan hipertermia. Berbagai efek yang diakibatkan karena overdosis ekstasi akan sangat membahayakan untuk tubuh, malah juga bisa mengakibatkan gagal ginjal akut sampai kematian.
Pemakaian ekstasi umumnya punya pola spesifik, yakni masa berturut-turut mengkonsumsi ekstasi, lalu selanjutnya masa tanpa konsumsi ekstasi sedikitpun. Begitu akan berulang. Konsumsi ekstasi lambat laun akan mengakibatkan masalah jantung juga aritmia. Di samping itu, di masa ketika pecandu tak menggunakan ekstasi sedikitpun, maka akan merasakan : depresi, masalah memori dan fokus, rasa cemas, dan gampang tersinggung.
Sementara dampak ekstasi dalam jangka panjang biasanya akan mengakibatkan masalah kesehatan berupa : sulit tidur, depresi, gangguan jantung, tingkah-laku impulsif, pelemahan kemampuan berfikir, tak mudah mengendalikan emosi, masalah ingatan dan fokus, dan kepribadian yang berubah.
Berbagai efek samping tersebut boleh jadi tak cuma diakibatkan karena ekstasi, namun efek penggunaan ekstasi bersama jenis narkoba lain, diantaranya alkohol, atau kokain, dan ganja.
Saat orang telah mengkonsumsi ekstasi untuk jangka panjang, maka mereka menginginkan dosis yang makin banyak agar bisa menghasilkan sensasi gembira yang diharapkan. Jika takaran yang dikonsumsi tak terwujud, umpamanya apabila mereka mandek menggunakan ekstasi akibatnya akan merasakan efek putus obat yang istilah populernya sakau. Indikasi sakau atau putus obat yang dapat dialami diantaranya merasa cemas, bingung, letih, susah tidur, sampai depresi berat. Sensasi tak nyaman itulah yang akan mengakibatkan seseorang ingin terus mengkonsumsi ekstasi sampai kemudian menderita overdosis.
Jika pecandu ekstasi tak menyadari jika ia tengah mengandung dan masih tetap menggunakan ekstasi, tentu akan benar-benar membahayakan untuk bayi yang ada di perutnya. Dampak ekstasi ke kehamilan juga janin diantaranya bayi bisa saja mengalami cacat, kelahiran prematur, dan bahkan mengalami keguguran.
Rehabilitasi Pengguna Ekstasi
Memperhatikan demikian banyaknya efek merugikan ekstasi untuk kesehatan, ada baiknya tidak sekalipun kita menjajal bagaimana rasanya memakai ekstasi. Apabila Anda telah terlanjur mengkonsumsi ekstasi, cepat untuk berkonsultasi ke dokter agar bisa mulai mengikuti tahapan rehabilitasi narkoba. Ashefa Griya Pusaka yang berada di Jakarta boleh menjadi salah satu lembaga layanan rehabilitasi narkoba. Biaya rehabilitasi narkoba di Ashefa Griya Pusaka secara umum masih cukup terjangkau. Fasilitas yang diberikan pun sudah memenuhi standar nasional program rehabilitasi para pengguna narkoba.